Pidato Untuk Siswa "Peran dan Tanggung Jawab Generasi Muda dalam Melestarikan Budaya Bangsa"


Yang terhormat
Yang terhormat
Yang terhormat
Yang terhormat

Assalamu’alaikum wr wb
Salam Sejahtera bagikita semua,
Puji syukur kita ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kita dapat berkumpul dengan keadaan sehat walafiaat.Sebelumnya,saya ingin berterima kasih kepada guru guruku semuanya, karenanya telah mengajarkan saya berani berpidato hari ini di depan bapak ibu semua.

Pada kesempatan kali ini,saya akan menyampaikan sebuah pidato yang betemakan “Peran dan Tanggung Jawab Generasi Muda dalam Melestarikan Budaya Bangsa”.Tema ini saya angkat dalam rangka, memperingati Milad SDIT Salsabila ke-5 dan kaitannya dengan Jargon Salsabila “ Sholeh, cerdas, Berbudaya” kali ini saya akan fokus pada kata “budaya” pada Jargon tersebut juga untuk mengingatkan para generasi muda bangsa ini tentang pentingnya melestarikan budaya bangsa. Sebelum membahas peran dan tanggung jawab para generasi muda, ada suatu hal yang akan saya bahas terlebih dahulu. Apakah yang dimaksud dengan budaya?

Kebudayaan Berasal Dari Kata Sansekerta “buddhayah “ , yang merupakan bentuk jamak dari kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal.Pada hakikatnya, manusia adalah pencipta kebudayaan itu sendiri.Ya tentu karena manusia memiliki akal. Dalam pertumbuhan dan perkembangan, akan sangat dipengaruhi oleh kebudayaan. Kebudayaan tentu dapat berubah, yaitu jika akal manusia tersebut mulai dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, apabila pengaruhnya sangat kuat. Pengaruh inilah yang ditakutkan akan merubah struktur budaya asli dalam masyarakat Indonesia secara umum. Dan Masyarakat Muslim pada khususnya.

Seperti yang kita ketahui, Indonesia adalah negeri yang terkenal dengan keanekaragamannya. Terdapat ratusan bahkan ribuan suku bangsa yang menghiasi bumi pertiwi ini. Dari suku suku ini kemudian terbentuk suatu budaya yang berbeda satu sama lain. Terbayang kan berapa kayanya Indonesia akan budaya yang dimiliki ? Namun, berapa banyak budaya yang bisa kita sebutkan dari sedemikian banyaknya budaya yang dimiliki Indonesia ? Mungkin jawaban kita hanya bisa dihitung dengan jari. Miris memang. Tapi inilah kenyataan yang ada saat ini. Kita, penerus generasi bangsa, seakan acuh terhadap budaya kita sendiri. Kita harusnya bangga akan Negara kita yang kaya akan budaya. Kita harusnya melestarikannya. Tapi mengapa seolah sebagian kita malah tak peduli dan mengabaikannya ? Tidak ada yang tahu.


Lalu,pentingkah melestarikan budaya , terutama budaya bangsa?
Tentu saja penting, saya beranggapan bahwa budaya bangsa merupakan jati diri bagi kita, seluruh masyarakat Indonesia. Di era globalisasi, kebudayaan dituntut untuk bisa mengikuti arus dari globalisasi itu sendiri. Globalisasi memang penting, tetapi apakah kita harus mengikuti nya begitu saja? Tidak.Sebagai warga negara yang cerdas dan seorang muslim yang baik, kita harus bisa memilah mana yang baik, mana yang buruk.Yang baik kita ambil, dan yang jelek kita harus singkirkan. Tidak seluruhnya globalisasi bersifat positif. Globalisasi di bidang kebudayaan, dapat mengancam kebudayaan asli dari suatu daerah dan bahkan bisa merusak moral generasi mudanya, di sini yang saya maksud adalah bangsa kita. Banyak para pemuda kita yang berprestasi dan cerdas ,tetapi hanya sedikit dari mereka yang benar-benar tulus dan ingin melestarikan juga mengembangkan budaya bangsa. Jawabannya simple, kuno. Seiring dengan berkembangnya jaman, semangat untuk melestarikan budaya daerah dikalangan remaja semakin memudar. Dikarenakan masuknya pengaruh Globalisasi, kurangnya kesadaran untuk melestarikan nilai nilai budaya, adanya kemajuan IPTEK, dan banyaknya budaya Indonesia yang diclaim bangsa lain.


Hadirin yang saya hormati,
Salah satu kasus yang menyita perhatian masyarakat Indonesia adalah kasus Reog Ponorogo. Saat itu, Malaysia mengklaim bahwa tarian Reog Ponorogo merupakan kebudyaan mereka dan dijadikan salah satu tarian promosi visit Malasia. Mungkin bila tidak ada pemberitaan di media massa ataupun di internet tentang klaim Malaysia terhadap Reog Ponorogo, masyarakat kita akan “adem ayem” saja dan tidak berbuat apa-apa. Inilah faktanya, masyarakat kita memang tidak peduli terhadap budaya bangsa sendiri.Hasil dari ketidakpedulian ini mengakibatkan hal yang fatal, yaitu lepasnya kebudayaan asli bangsa kita dan kebudayaan itu diklaim oleh negara lain!. Ini hanya salah satu contoh yang terjadi beberapa waktu lalu. Menurut saya, ini adalah hal yang memalukan bagi diri kita. Harkat dan Martabat bangsa ini seolah-olah tidak ada artinya lagi. Semua itu terjadi karena hal yang tidak sepele,yakni kurangnya kesadaraan masyarakat maupun pemerintah dalam melestarikan budaya bangsa.

Bagaimanakah peran pemuda dalam melestarikan budaya bangsa?
Sangat memprihatinkan.Peran pemuda masih kecil dalam upaya pelestarian budaya bangsa.Para generasi muda zaman sekarang,seperti tidak memperdulikan lagi budaya bangsa yang merupakan jati diri bangsa ini.Mereka,lebih suka mengikuti apa yang mereka sebut “tren” dan lebih suka menyebut budaya bangsa ini sebagai hal yang kuno. Anak-anak muda lebih suka bermian “ games online! , Mobile legend, PUBG dan sebagainya” daripada mempelajari budaya bangsa dan kearifan lokal yang menjadi ciri khas bangsa ini.  Soekarno mengatakan ,” Berikan aku 1000  orang tua niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, tapi beri aku 10 pemuda maka akan kuguncangkan dunia.”.Presiden pertama Indonesia,berharap besar kepada para pemuda para penerus bangsa agar dapat membuat sesuatu yang dibanggakan oleh bangsa ini. Artinya,sebagai pemuda,kita harus bertindak dan berjuang,dan dalam kasus ini,budaya bangsa agar terus dikenal dunia sebagai budaya negara Indonesia. Mulai dari budaya tutur sapanya yang santun, keramahannya kepada semua orang, budaya gotong royongnya dan sebagainya. Peran ini seharusnya menjadi sebuah kebiasaan dikalangan pemuda bangsa ini dan akan terus berlanjut dan berlanjut sampai tiada batasnya. Namun, yang sekarang terjadi nyatanya,para generasi muda telah kehilangan jati diri nya sendiri, melupakan dari mana mereka berasal dan meninggalkan nilai-nilai luhur yang membangun Bangsa ini berdiri tegak sedari awal.

Kebudayaan-kebudayaan yang bisa dilihat harus diperlihatkan, yang bisa didengar harus selalu diperdengarkan, yang bisa dipakai harus dipakai. Kita harus bangga dengan ini semua. Kita harus bisa menunjukan kebudayaan daerah sendiri pada daerah-daerah lainnya, supaya mereka bisa mengenal kebudayaan kita dan tertarik untuk mempelajarinya dan menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. Bahkan kalau bisa kita tunjukkan kebudayaan kita kepada negara-negara lain agar negara lain sangat menyenangi budaya kita dan berdiaspora di berbagai negara dengan kebanggan membawa budaya Indonesia yang luhur.

Melestarikan budaya bertujuan untuk memperpanjang umur budaya kita supaya kebudayaan kita tidak punah. Maka dari itu, mari kita sebagai generasi muda , para remaja , kita jaga, kita lestarikan budaya kita, ciri khas kita, dan kita kenalkan pada masyarakat luas, inilah kita, bangsa Indonesia, bangsa yang besar, yang kuat dan budaya yang beragam.


Para Hadirin sekalian,
Kita semua tentu mengharapkan agar budaya kita terus lestari dan terjaga selama-lamanya. Dan para pemuda kita harapkan agar mau melestarikan budaya bangsa tersebut. Kenapa harus pemuda? Yang saya yakini, para pemuda memiliki pemikiran yang lebih luas, berwawasan dan abstrak. Mereka cenderung berani dalam bertindak. Inilah yang menjadi modal utama bagi pemuda dalam upaya melestarikan budaya bangsa. Dengan segala upaya ,saya yakin generasi muda bisa melestarikan budaya bangsa.Tentu tidak mudah yang kita bayangkan untuk melestarikan budaya. Selain karena budaya kita yang amat banyak dan beragam, juga akan memerlukan proses yang tentunya tidak akan dalam waktu yang singkat. Dan juga,saya berpikir bahwa perlu ada pembauran dalam budaya tersebut. Pembauran yang saya maksud adalah bahwa budaya perlu beradaptasi dengan setiap zamannya, tanpa harus merubah nilai-nilai asli kebudayaan tersebut. Budaya yang bertumbuh denga mengikuti aliran kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi pondasi nilai-nilai luhurnya tetap utuh tidak terkotori oleh budaya-budaya luar yang buruk.

Dalam setiap usaha, pasti ada kendala.Ya benar sekali,sama seperti melestarikan budaya bangsa,pasti ada halangan dan rintangan yang mengahadang.Tetapi hal ini tidak boleh menjadi pengahadang, malah sebaiknya,ini menjadi pelecut serta motivasi tersendiri bagi para pemuda agar terus berusaha, karena hal ini merupakan tanggung jawab yang besar bagi para pemuda. Sebuah tanggung jawab yang pantas untuk dilakukan oleh para pemuda.

Sebuah negara takkan bertahan lama bila tidak memiliki budaya, itulah prinsip yang harus selalu diingat oleh pemuda Indonesia. Budaya adalah jati diri bangsa, budaya adalah komponen penting dalam suatu negara.Itulah mengapa sangat penting untuk melestarikan budaya bangsa. Pemuda lah yang menjadi harapan bangsa, yang menjadi tumpuan negara untuk kemajuan. Seperti pada lagu Bangun Pemudi Pemuda, terdapat lirik ,”bangun pemudi pemuda Pemudi Indonesia, lengan bajumu sisingkan, untuk negara, masa yang akan datang kewajibanmu lah, menjadi tanggungannmu terhadap nusa, menjadi tanggunganmu terhadap nusa”.Lagu ini mengajarkan bahwa pemuda diminta untuk berbuat sesuatu yang penting bagi negara, lupakan sejenak segala urusan pribadi,lakukan yang terbaik untuk negri. Karena inilah salah satu kewajiban para pemuda ,yaitu menyelamatkan budaya bangsa dari kepunahan nya yang disebabkan oleh kita sendiri. Jargon kita “ Sholeh, Cerdas, dan Berbudaya” harus benar-benar kita usung untuk kemajuan Bangsa ini.

Inilah akhir dari pidato saya, saya berharap agar para pemuda para generasi muda peduli dan mau melestarikan budaya bangsa dengan segenap hati yang tulus dan untuk tujuan yang mulia.Peran dan Tanggung jawab ini, semoga terus berlanjut dan terus diwariskan kepada para generasi muda selanjutnya agar terus lestari budaya bangsa. Jangan lupakan budaya kita, jangan lupakan dari mana kita berasal, karena itulah jati diri kita, para pemuda harapan bangsa.

Akhir kata,tiada gading yang tak retak,mohon maaf bila ada salah dalam mengucapkan kata-kata.Terima kasih atas perhatiannya.

Assamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.